Pengaruh Pengantar Pasien, Kondisi Pasien, Dan Beban Kerja Tenaga Kesehatan IGD Terhadap Waktu Tanggap Di IGD RSIA Bunda Aliyah Jakarta Tahun 2020

Erwin Darma, Cicilia Windiyaningsih, Syarief Hasan Lutfie

Abstract


Response Time merupakan waktu antara dari permulaan suatu permintaan ditanggapi, waktu tanggap yang baik yaitu 5 menit akan berdampak buruk bagi kualitas hidup pasien. Dimana faktor eksternal dapat mempengaruhi response time perawat dan dokter  diantaranya pengantar pasien, kondisi pasien, dan beban kerja tenaga kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan faktor-faktor tadi dengan response time tenaga kesehatan dalam penanganan pasien gawat darurat. Sampel diambil dengan teknik pengambilan total sampling yaitu 30 sampel. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dan data dikumpulkan menggunakan lembar observasi langsung dan lembar kuesioner. Hasil penelitian uji statistic chi square didapatkan tidak terdapat pengaruh  antara pengantar pasien terhadap waktu tanggap diperoleh nilai dengan taraf signifikansinya 0,260 (lebih besar dari 0,05), terdapat pengaruh antara kondisi pasien terhadap waktu tanggap diperoleh nilai dengan taraf signifikansinya 0,014 (<0,05), terdapat pengaruh antara beban kerja tenaga kesehatan IGD terhadap waktu tanggap diperoleh nilai dengan taraf signifikansinya 0,029 (<0,05) Saran: Diharapkan bagi pihak mutu rumah sakit selalu memantau, mengevaluasi waktu tanggap pelayanan pasien terutama yang true emergency di instalasi gawat darurat supaya waktu tanggapnya selalu sesuai standar pelayanan minimal baik standar nasional maupun internasional.


Full Text:

PDF

References


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006). Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Fetter, Robert, John D Thompson, (1966). Patient waiting time and doctor’s idle time in the out patient setting.

Hannibal P, (2000) Studi faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tunggu UGD di Rumah Sakit Bhakti Yudha Tahun 2000. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.

Herkunto, (2008) Aspek Medikolegal Pelayanan Gawat Darurat. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

John D, (2015) Emergency Service Response Time. VAGO. Melbourne, Austalia

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2009). Nomor 856 Tahun 2009. Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2008). Nomor 129 Tahun 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Nailatul F,dkk (2013) Faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap pada pelayanan kasus kecelakaan lalu lintas di IGD RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang.

Mahyawati. (2015) Hubungan Kegawatdaruratan Pasien dengan Waktu Tanggap Perawat di IGD RS PKU Muhammadiyah Yogjakarta. Yogyakarta

Nazir M, (2005), Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia.

Noor, (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Response Time Pada Penanganan Pasien Instalasi Gawat Darurat RSUP Persahabatan. Jakarta

Notoatmodjo S.,(2010) Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Oliviani P, dkk. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pasien di Instalasi Gawat Darurat Medik RSUP Prof. DR. R.D Kandou Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Oscar M,Miquel, Jose. (1999) Relative effects of internal and external factors on emergency department efficiency. Bersumber: www.google.com : https://www.bmj.com/rapid-response/2011/10/28/relative-effects-internal-and-external-factors-emergency-department-effici

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2014) Nomor 56 Tahun 2014. Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit

Rumah Sakit Infeksi Sulianti Saroso. 2013. Laporan waktu tanggap pasien di IGD.

Sabriyanti W, dkk, (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketepatan Waktu Tanggap Penanganan Kasus Pada Response Time I Di Instalasi Gawat Darurat Bedah Dan Non-Bedah RSUP DR.Wahidi Sudirohusodo, Makasar: Jurnal Universitas Hasanudin, Dalam http:// pasca.unhas.ac.id.

Sanchez, dll, (2002) Analysis of patient flow in emergency department and the effect of an extensive reorganization. Bersumber: www.google.com:http://www.ncbi.nlm.n ih.gov/pmc/articles/PMC1726061/pdf/v0 20p00143.pdf

Saryono. (2011) Metodelogi Penelitian Kesehatan. Mitra. Yogyakarta. Sugiono, (2007) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Sutanto, (2006). Statistik Kesehatan. Rajawali Pers: Depok.

The Australian Council On Healthcare Standards (1998). Clinical indicators a user’s manual: Emergency medicine indicators. The Australian College for Emergency Medicine.

Wijono D, (1999) Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Surabaya: Airlangga.

World Health Organization, (2013).Emergency Response Framework.

Yoon P, Steiner, Reinhart, (2003) Analysis of factors influencing length of stay in the emergency department. Bersumber: www.google.com: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1 7472779.




DOI: https://doi.org/10.52643/marsi.v5i1.1296

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Web Analytics View My Stats