Konstruksi Sosial Masyarakat Tentang Stunting Pada Kawasan Kumuh di Kabupaten Sidoarjo

Yunita Pratiwi, Silvia Syifanaya Firdaus, FX Sri Sadewo

Abstract


Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada tubuh dan otak anak akibat kekurangan gizi. Anak yang mengalami stunting mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan tinggi badan dibandingkan anak dengan usianya. Sehingga anak yang mengalami stunting memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan anak normal seusianya. Kabupaten Sidoarjo juga merupakan salah satu kabupaten yang menunjukkan progres penurunan angka stunting. Kabupaten Sidoarjo juga sebelumnya merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki jumlah stunting agak tinggi yaitu mencapai angka sebesar 28 persen di tahun 2018. Upaya penekanan stunting perlu digalakkan oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo demi terwujudnya penurunan angka penderita stunting. Berdasarkan fenomena di atas, tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana fenomena konstruksi sosial masyarakat tentang stunting pada kawasan kumuh di Kabupaten Sidoarjo, yang mana keduanya memiliki keterkaitan erat satu sama lain. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian yang dilakukan di Kecamatan Jabon Kabupaten Jawa Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia dinilai masih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya Indonesia pada peringkat nomor 2 di Asia Tenggara sebagai negara yang memiliki kasus stunting terbanyak dan menduduki pada peringkat ke 5 di dunia. Salah satu daerah yang memiliki kasus stunting tertinggi di Jawa Timur adalah Kabupaten Sidoarjo. Di Kabupaten Sidoarjo memiliki salah satu kecamatan yang dinilai menjadi salah satu daerah yang memiliki kasus stunting terbanyak yakni Kecamatan Jabon. Kasus stunting di Kecamatan Jabon memiliki angka yang cukup tinggi yakni 20,6 persen. Kasus stunting di kecamatan Jabon masih dinilai tinggi karena jumlah kasus stunting yang tidak berbanding lurus dengan Indeks Pembangunan Manusia.

Kata kunci: Konstruksi Sosial, Stunting, Pemukiman Kumuh

Full Text:

PDF

References


Rahman, Zainul, and Mariano Werenfridus. “ANALISIS KEBIJAKAN PENCEGAHAN STUNTING DAN,” 2021.

Dinas Kesahatan Kabupaten Sidoarjo. (2021). Sosialisasi Gencar, Angka Kasus Stunting di Kabupaten Sidoarjo, Mulai Menurun. http://dinkes.sidoarjokab.go.id/2021/09/08/sosialisasi-gencar-angka-kasus-stunting-di-kabupaten-sidoarjo-mulai-menurun/

Prendergast, A. J., & Humphrey, J. H. (2014). The stunting syndrome in developing countries. Paediatrics and International Child Health, 34(4), 250–265. https://doi.org/10.1179/2046905514Y.0000000158

Taufik, M. (2022). Air Tanah Jadi Salah Satu Penyebab Stunting, Warga Sidoarjo Diimbau Tidak Mengonsumsi. Surya.co.id. https://surabaya.tribunnews.com/2022/03/10/air-tanah-jadi-salah-satu-penyebab-stunting-warga-sidoarjo-diimbau-tidak-mengonsumsi

Wulandari, K., & Rizal, M. S. (2018). FUNGSI TRADISI WIWIT SEBAGAI LANDASAN HIDUP PETANI DI KELURAHAN CEMOROKANDANG, KOTA MALANG.




DOI: https://doi.org/10.52643/pamas.v8i1.2703

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)

 

         

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.