Deskripsi Pencahayaan di Fasilitas Pelayanan Puskesmas Peudada Bireun

Ulhaq Muhammad Zia, Halim Amanda Dwinata, Ulfa Mahlia, Natasya Dea, Amna Nadila, Safrida Safrida, Malindawati Malindawati

Abstract


Salah satu penggunaan energi listrik yang menempati urutan kedua setelah sistem pendingin udara yaitu sistem pencahayaan. Sistem pencahayaan berguna agar dapat melakukan segala aktifitas baik di luar atau di dalam ruangan terutama di malam hari. Oleh sebab itu sangat diperlukan pencahayaan yang baik dan sesuai dengan standart Kemenkes, sehingga segala aktifitas dan seluruh peralatan yang akan digunakan akan terlihat dengan baik dan jelas. Pencahayaan yang baik dan sesuai standar juga akan memberikan dampak nyaman, aman dan sehat bagi mata pengguna ruangan. Adapun objek penelitian ini dilakukan pada gedung Puskesmas Peudada Bireun yang bertujuan untuk menghitung kuat penerangan pada tiap ruang kerja dan untuk menghitung jumlah titik lampu yang diperlukan pada tiap-tiap ruangan sesuai dengan standart Kemenkes. Perhitungan dengan menggunakan formula matematis sesuai dengan standart Kemenkes dengan tingkat pencahayaan minimum yang telah ditentukan untuk setiap ruangan pada Rumah Sakit yaitu sebesar 200 sampai 300 lux. Hasilnya didapatkan bahwa nilai kuat penerangan tertinggi sebesar 1721,6 lux terdapat pada Ruang Aula Puskesmas, sedangkan nilai kuat penerangan terendah yaitu sebesar 51 lux terdapat pada Ruang Aula Puskesmas. Jumlah titik lampu yang diperoleh pada Ruang Aula Puskesmas sebanyak 16 titik, pada Ruang Admin sebanyak 4 titik, pada UGD (A) sebanyak 4 titik, UGD (B) sebanyak 3 titik, UGD (C) sebanyak 7 titik, dan Ruang UGD (D) sebanyak 2 titik. Nilai kuat penerangan tersebut sudah sesuai dari nilai kuat penerangan yang direkomendasikan yaitu 200 sampai 300 lux.

Kata Kunci : Puskesmas, Pencahayaan, Ruang Aula, Ruang Admin, UGD

Keywords


Puskesmas, Pencahayaan, Ruang Aula, Ruang Admin, UGD

Full Text:

PDF

References


Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung. (2019), hlm. 1–32,

Damayanti, S., & Kristanti, H. Hubungan pencahayaan dan suhu dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta. MIKKI (Majalah Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Indonesia). (2022), 11(2), 142-149.

Dinata, M. Hubungan Luas Ventilasi dan Pencahayaan Alami Rumah terhadap Tingkat Kepositifan Sputum BTA pada Penderita TB Paru di Puskesmas Tlogosadang (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya). (2020).

Fitriani, S. B., & Azmi, M. R. Analisis Sistem Penerangan Pada Puskesmas Berdasarkan Standart Nasional Indonesia (SNI). Jurnal Teknik dan Teknologi Elektro Aceh. (2021), 1(1), 12-17.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. (2019).

Mulyani, A. S. Pemanasan Global, Penyebab, Dampak dan Antisipasinya. (2021), 4-6.

Oktariani, T. T., & Setiawan, A. PERAN PEMANFAATAN PENCAHAYAAN ALAMI SEBAGAI HEALING LINGKUNGAN PADA PUKESMAS PAKEM. (2023).

Putri, A. M., Thohari, I., & Sari, E. Kondisi fisik rumah (jenis dinding, jenis lantai, pencahayaan, kelembaban, ventilasi, suhu, dan kepadatan hunian) mempengaruhi kejadian penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Krian Sidoarjo tahun 2021. Gema Lingkungan Kesehatan. (2022), 20(1), 22-28.

Salimah, A. R., Setiawan, A., & Suryanti, N. EVALUASI KINERJA PENCAHAYAAN PADA BANGUNAN PUSKESMAS UNTUK MENUNJANG KONSEP BANGUNAN HEMAT ENERGI (Studi Kasus: Puskesmas Gondokusuman II, Yogyakarta), (2022). [10] T. Naibaho, Evaluasi Pencahayaan Dan Penghawaan Pada Ruang Rawat Inap Pasien Rumah Sakit. (2020), pp. 1–133.




DOI: https://doi.org/10.52643/jbik.v14i3.4004

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Flag Counter

         

 

JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN by http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License