Analisis Hubungan Waktu Tunggu Pelayanan Resep dengan Jumlah dan Jenis Resep, serta Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rs Mary Cileungsi Hijau
Abstract
Abstrak
Kepuasan pasien terhadap pelayanan di farmasi mempengaruhi loyalitas dan reputasi rumah sakit. Tingkat kepuasan pasien salah satunya dipengaruhi oleh lama waktu tunggu pelayanan resep. Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 129 tahun 2008 bahwa maksimal waktu tunggu obat racikan adalah kurang dari 60 menit dan waktu tunggu obat non-racikan adalah kurang dari 30 menit. Tujuan studi ini untuk menganalisis faktor yang memengaruhi waktu tunggu resep racikan dan non-racikan di RS Mary Cileungsi Hijau pada Mei–Juni 2024, serta menganalisa hubungan kualitas mutu layanan farmasi dengan tingkat kepuasan pasien. Sampel diperoleh dari data instalasi farmasi dan hasil kuisioner dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dan validitas dengan SPSS. Hasilnya, 62% resep racikan memenuhi standar waktu tunggu (kurang dari 60 menit), sedangkan resep non-racikan hanya 26% ( kurang dari 30 menit). Keandalan, responsivitas, jaminan, dan empati berpengaruh terhadap kepuasan pasien, tetapi bukti fisik tidak. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada korelasi antara jumlah resep dan waktu tunggu. Disarankan perbaikan tata letak gudang farmasi dengan model L-Flow untuk akses obat lebih cepat serta audit stok rutin guna mengurangi waktu konfirmasi ketersediaan obat.
Kata Kunci : Waktu tunggu obat, Farmasi, Mutu pelayanan, Kepuasan pasien
Kepuasan pasien terhadap pelayanan di farmasi mempengaruhi loyalitas dan reputasi rumah sakit. Tingkat kepuasan pasien salah satunya dipengaruhi oleh lama waktu tunggu pelayanan resep. Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 129 tahun 2008 bahwa maksimal waktu tunggu obat racikan adalah kurang dari 60 menit dan waktu tunggu obat non-racikan adalah kurang dari 30 menit. Tujuan studi ini untuk menganalisis faktor yang memengaruhi waktu tunggu resep racikan dan non-racikan di RS Mary Cileungsi Hijau pada Mei–Juni 2024, serta menganalisa hubungan kualitas mutu layanan farmasi dengan tingkat kepuasan pasien. Sampel diperoleh dari data instalasi farmasi dan hasil kuisioner dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dan validitas dengan SPSS. Hasilnya, 62% resep racikan memenuhi standar waktu tunggu (kurang dari 60 menit), sedangkan resep non-racikan hanya 26% ( kurang dari 30 menit). Keandalan, responsivitas, jaminan, dan empati berpengaruh terhadap kepuasan pasien, tetapi bukti fisik tidak. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada korelasi antara jumlah resep dan waktu tunggu. Disarankan perbaikan tata letak gudang farmasi dengan model L-Flow untuk akses obat lebih cepat serta audit stok rutin guna mengurangi waktu konfirmasi ketersediaan obat.
Kata Kunci : Waktu tunggu obat, Farmasi, Mutu pelayanan, Kepuasan pasien
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.52643/marsi.v9i4.7140
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025 Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
.pdf_2.png)










