Analisis Pengelolaan Persediaan Obat Di Rumah Sakit Benggala Kota Serang

Mariam Mariam, Tri Budi W. Rahardjo, Dicky Yulius P.

Abstract


Data pada tahun 2021 pasien rawat jalan sebanyak 19.060 orang dan pada tahun 2022 sebanyak 26.684 pasien yang artinya selama satu tahun RS Benggala Kota Serang jumlah pasien dan resep naik sebesar 40%. Tahun 2023 kunjungan pasien pada bulan Maret sebanyak 2.235 pasien, bulan April sebanyak 2.255 pasien dan bulan Mei sebanyak 2.295 pasien. Artinya terjadi permintaan obat di instalasi Farmasi RS Benggala Kota Serang mengalami kenaikan sebesar 13% dari periode yang sama untuk tahun lalu. Hal ini mempengaruhi revenue dan provit RS yang turun 8% karena beberapa obat yang dibutuhkan paien tidak terpenuhi dan disarankan untuk membeli obatnya diluar Apotek RS Benggala Kota Serang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah manajemen pengelolaan obat di Rumah Sakit Benggala Kota Serang tahun 2023. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara mengkaji ilmu dan informasi dari hasil mengadakan konsultasi/wawancara secara intensif, observasi langsung dan analisa/telaah berkas/dokumen kepada informan di RS Benggala. Maka didapatkanlah perlu di bentuk tim KFT (Komite Farmasi Terapi), penganggaran obat masih menggunakan dana pribadi owner, perencanaan obat belum maksimal disebabkan kurangnya pengetahuan dan belum pernah mengikuti pelatihan-pelatihan terkait, metode pembelian obat dilakukan dengan cara pembelian langsung dan system tempo 30 hari,serta jangka waktu pembayaran selama 1 bulan, penyimpanan obat menggunakan system FIFO dan FEFO, waktu tunggu pendistribusian obat ke pasien mulai dari pasien menyerahkan resep sampai pada penyerahan obat yaitu untuk obat jadi 22-35 menit dan obat racikan 33-58 menit, penghapusan kadarluarsa sangat jarang dan pengadaan persediaan obat tidak berdasarkan fornas. Oleh sebab itu diharapkan agar sistem regulasi Rumah Sakit Benggala Kota Serang perlu diperbaiki, komitmen rumah sakit dalam pengadaan obat harus dikuatkan, membentuk tim KFT dan membuat Fornas, menambah anggaran untuk pengadaan obat, menambah jumlah tenaga farmasi dan memperhatikan sarana gudang farmasi yang kurang memadai untuk proses penyimpanan persediaan obat.

Kata Kunci : Fornas, Persediaan Obat dan Komite Farmasi Terapi

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.52643/marsi.v7i3.3387

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Web Analytics View My Stats