Analisis Kelayakan Usaha Ayam Ras Petelur (Studi Kasus Pada CV. Bumi Pratama Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun)

Fitriano Prasetyo, Gyska Indah Harya, Dita Atasa

Abstract


Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain adalah berapa besar biaya, penerimaan, pendapatan dan bagaimana kelayakan finansial dari usaha ayam ras petelur di CV. Bumi Pratama. Riset penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar biaya, penerimaan, pendapatan dan menganalisis kelayakan finansial dari usaha peternakan ayam ras petelur CV. Bumi Pratama. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif serta menggunakan data runtut waktu (time series). Sumber data yang digunakan melalui wawancara dari pemilik usaha ayam ras petelur dan literatur yang sudah teruji. Metode analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan, analisis R/C Ratio, analisis NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Of Return) dan analisis PP (Payback Period). Hasil penelitian (1) pada analisis pendapatan dari peternakan Bumi Pratama memiliki Biaya total yang dikeluarkan pada di Bumi Pratama Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun selama 5 tahun yaitu sebesar Rp 1.035.415.750. Total Penerimaan yang diperoleh peternak sebesar Rp 1.672.200.000 dan Total Pendapatan yang didapat oleh peternak sebesar Rp 829.275.750. (2) Analisis kelayakan aspek finansial pada usaha ternak ayam petelur menunjukkan bahwa nilai Revenue/Cost ratio (R/C) 1,77 > 0, Net Present Value (NPV) Rp 121.292.238,10> 0, Internal Rate of Return (IRR) 49%, dan Payback Period (PP) yaitu 2,87 atau waktu pengembalian investasi selama 2 tahun 9 bulan, maka dapat disimpulkan bahwa Bumi Pratama Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun selama 5 tahun layak untuk dilaksanakan.

Kata kunci: Kelayakan, ayam ras petelur.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.52643/jir.v15i1.3832

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmiah Respati

Flag Counter

     

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.