Cendawan Patogen Pada Tanaman Cabai Besar di Wilayah Perbatasan

Muhammad Adiwena, Ahmad Siswanto, Mikael Ngau

Abstract


Produktivitas tanaman cabai masih terusik dengan keberadaan berbagai golongan patogen. Pengendalian tiap patogen dapat berbeda. Untuk mengetahui metode pengendalian yang tepat, terlebih dahulu perlu diketahui patogen yang menginfeksi tanaman tersebut. Untuk mengetahui patogen yang terinfeksi, terlebih dahulu dilakukan survey dan pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan di lahan budidaya cabai milik petani Kelurahan Juata Laut Kecamatan Tarakan Utara dan Laboratorium Perlindungan Tanaman Universitas Borneo Tarakan. Survei dilakukan untuk mengetahui insidensi penyakit tanaman. Sementara untuk mengetahui patogen dari golongan cendawan dapat menggunakan metode direct plating method yang diawali pembersihan permukaan buah dan daun melalui pencucian menggunakan NaOCl 1% dan alkohol 70%, kemudian dibilas dengan akuades steril. Daun dan buah kemudian dikeringkan menggunakan kertas saring steril. Daun dan buah dipotong dengan ukuran 1 cm2 dengan komposisi 50% bagian yang sehat dan 50% bagian yang sakit. Potongan – potongan ini kemudian diletakkan sebanyak 4 bagian dalam satu cawan petri berisi media potato dextrose agar (PDA). Keberhasilan proses sterilisasi permukaan dapat diyakini dengan menuangkan 0,1 ml akuades steril bilasan pada media PDA menggunakan mikropipet. Bagian tanaman dan akuades yang ditanam pada media PDA diinkubasi selama 7 hari. Cendawan yang tumbuh pada jaringan tanaman dimurnikan selanjutnya diamati dan diidentifikasi berdasarkan kriteria morfologi koloni pada medium PDA dan morfologi konidia di bawah mikroskop setelah 3 hari. Hasil survei dan identifikasi menunjukkan insidensi penyakit yang terjadi disebabkan Fusarium oxysporum adalah sebesar 3,93% dan Colletotrichum sebesar 85,38%.

Kata kunci: cabai, cendawan, insidensi, mikroskopis, perbatasan


Full Text:

PDF

References


. Susanto H. 2014. Kajian komoditas unggulan, andalan dan potensial di Kabupaten Grobogan. Journal of Rural and Development 5(1). Suryana D. 2013.

. Menanam Cabe: Tanaman Cabe. CreateSpace Independent Publishing Platform.

. Arifin I. 2010. Pengaruh Cara dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Cabai Rawit (Capsicum frutescens L var. Cengek). Skripsi Sarjana, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Eliyatiningsih E, Mayasari F. 2019. Efisiensi penggunaan faktor produksi

. pada usahatani cabai merah di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Jurnal Agrica 12(1): 7–16.

. Fauzana H, Rustam R, Nelvia N, Elfina Y, Wardati W, Murniati M. 2020. Pengenalan dan pengendalian hama dan penyakit utama tanaman cabai di Desa Sungai Geringging Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Unri Conference Series: Community Engagement, Indonesia, p. 228–233. Rama R, Nurliza N,

. Dolorosa E. 2016. Analisis risiko produksi usahatani padi lahan basah dan lahan kering di Kabupaten Melawi. Jurnal Social Economic of Agriculture 5(1): 73–88. Mudmainah S, Somala MUA. 2019. Aktivitas antifungi compost tea dalam

. mengendalikan Fusarium oxysporum f. sp. capsici. Jurnal Ilmiah Media Agrosains 5(1): 95–101.

. Palupi H, Yulianah I, Respatijarti R. 2015. Uji ketahanan 14 galur cabai besar (Capsicum annuum L.) terhadap penyakit antraknosa (Colletotrichum spp.) dan layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Jurnal Produksi Tanaman 3(8): 640-648.

. Efri E. 2010. Pengaruh ekstrak berbagai bagian tanaman mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap perkembangan penyakit antraknosa pada tanaman cabe (Capsicum annuum L.). Jurnal Hama DanPenyakit Tumbuhan Tropika 10(1): 52–58.

. Watanabe T. 2018. Pictorial Atlas of Soilborne Fungal Plant Pathogens and Diseases. CRC Press, Florida.

. Aji OR, Rohmawati Y. 2020. Antifungal activity of Morinda citrifolia leaf extracts against Fusarium oxysporum. Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity 4(1): 20–26.

. Nurhasanah N. 2020. Uji Dosis Fungisida Berbahan Aktif Propineb Dan Waktu Aplikasi Terhadap Pertumbuhan (Fusarium oxysporum) Secara In Vitro. Skripsi Sarjana, Universitas Islam Riau.

. Nurjasmi R, Suryani S. 2020. Uji antagonis actinomycetes terhadap patogen Colletotrichum capsici penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai rawit. Jurnal Ilmiah Respati 11(1): 1–12.

. Nugroho B. 2013. Efektivitas Fusarium oxysporum F. sp. Cepae avirulen dalam mengendalikan penyakit layu Fusarium pada cabai. Jurnal Agri Sains 4(7): 65–75.

. Madriya Z. 2019. Potensi Antagonisme Jamur Endofit Daun Tanaman Kunyit (Curcuma domestica Val.) Untuk Menekan Pertumbuhan Jamur penyebab Penyakit Bercak Daun (Colletotrichum capsici). Skripsi Sarjana, Universitas Brawijaya.

. Udiarto BK, Setiawati W, Suryaningsih E. 2005. Pengenalan hama dan penyakit pada Tanaman Bawang Merah Dan Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.

. Mursiana M, Aidawati N, Adriani DE. 2021. kemampuan Pseudomonas kelompok Fluorescens dalam meningkatkan ketahanan terhadap infeksi virus keriting kuning serta memacu pertumbuhan tanaman cabai besar. EnviroScienteae 17(3): 47–60.




DOI: https://doi.org/10.52643/jir.v13i2.2463

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Jurnal Ilmiah Respati

Flag Counter

     

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.