Hubungan Depresi dengan Self Efficacy Pasien Pasca Stroke

Dwi Puji Susanti

Abstract


Depresi merupakan gangguan mood yang bisa terjadi sewaktu-waktu pasca stroke dan umumnya terjadi pada bulan pertama setelah serangan stroke. Depresi yang terjadi pada pasien pasca stroke yang disebabkan karena kelemahan fisik. Gejala depresi dapat mempengaruhi persepsi pasien tentang kemampuan fisik dan mental pasien stroke sehingga dapat menyebabkan self efficacy yang rendah terhadap diri sendiri. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan depresi dengan self efficacy pasca stroke. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan di Poli Saraf RSI Sultan Agung Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling dengan sampel yang berjumlah 66 responden. Hasil penelitian menunujukkan bahwa mayoritas responden berusia >55 tahun yaitu sebanyak 39 responden (59,1%), berjenis kelamin laki-laki sebesar 34 responden (51,5%), rata-rata tingkat pendidikan dari SD-SMP sebanyak 36 responden (54,5%), responden yang menikah sebesar 40 responden (60,6%), sebagian besar responden yang mengalami depresi ringan-sedang sebanyak 37 responden (56,1%) dan yang paling banyak memiliki self efficacy baik sebesar 39 responden (59,1%), untuk menilai depresi dengan self efficacy pasca stroke menggunakan uji chi square, data yang diperoleh memiliki nilai p value = 0.000 (<0.005). Kesimpulan: ada hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, depresi dengan self efficacy pasien pasca stroke.

Kata kunci: Depresi, Self efficacy, Pasca Stroke

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.52643/jbik.v14i4.5507

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Flag Counter

         

 

JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN by http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License