Kepatuhan Karyawan Meningkatkan Budaya Keselamatan Pasien Dalam Upaya Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien RS Leuwiliang

Rini Suryanti, Sri Rahayu

Abstract


Latar Belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pentingnya budaya keselamatan pasien di RSUD Leuwiliang, sesuai dengan mandat dari Peraturan Kementerian Kesehatan dan SNARS. Fokus utama adalah pada tantangan dalam melaporkan insiden keselamatan, termasuk budaya menyalahkan, rendahnya komitmen manajemen, dan kurangnya kesadaran serta pelatihan karyawan. Di RSUD Leuwiliang, terdapat celah dalam pelaporan dan pembelajaran dari insiden, hal ini dapat menghambat proses pencegahan cedera pasien. Metode: Penelitian cross-sectional kuantitatif dengan metode sampling probability. Ini dijamin untuk mewakili kepala instalasi, kepala ruangan, dan koordinator secara merata. Alat pengukuran, digunakan "Hospital Survey on Patient Safety Culture" dari AHRQ dengan skala Likert lima poin. Mengukur persepsi terkait budaya keselamatan. Insiden keselamatan pasien dikategorikan ke dalam KPC, KNC, KTC, dan KTD. Pengumpulan data dilakukan melalui kerja sama tim keselamatan pasien dan pengisian kuesioner oleh 34 responden, serta penelaahan dokumentasi insiden. Hasil: Penelitian Budaya Keselamatan Pasien dari tahun 2022 dan 2023 menunjukkan beberapa perubahan yang signifikan. Pembelajaran organisasi dan upaya atasan untuk meningkatkan keselamatan pasien meningkat secara signifikan. Sementara itu, ada penurunan tingkat pemahaman tentang keselamatan dan komunikasi, serta umpan balik terkait insiden keselamatan pasien. Meskipun ada penurunan sedikit dalam kerja tim di unit, keterbukaan komunikasi meningkat. Jumlah total pelaporan insiden menurun pada tahun 2023, meskipun frekuensi pelaporan insiden meningkat. Mayoritas pekerja setuju bahwa kesalahan mereka digunakan untuk perbaikan dalam konteks Budaya Adil dan Keterbukaan (Just Culture), dan kebanyakan tidak setuju jika kesalahan digunakan untuk menyalahkan mereka. Karyawan percaya bahwa direktur mempertimbangkan serius saran mereka untuk meningkatkan keselamatan pasien dan bahwa direktur bertindak untuk mengatasi masalah keselamatan pasien. Tetapi beban kerja yang tinggi tampaknya menjadi masalah. Data insiden keselamatan pasien menunjukkan variasi signifikan antara tahun 2022 dan 2023, dengan beberapa jenis insiden meningkat dan beberapa menurun. Jumlah Kejadian Sentinel tetap stabil. Kesimpulan: Survey yang dilakukan di RSUD Leuwiliang mengindikasikan bahwa terdapat pemahaman yang bervariasi di kalangan karyawan tentang keselamatan pasien. Hasil ini penting sebagai landasan untuk pengembangan strategi manajemen guna memperkuat budaya keselamatan pasien. Disarankan agar RSUD Leuwiliang mengadakan pelatihan intensif kepada staf kunci mengenai metode analisis insiden seperti RCA dan FMEA, serta memperbaharui sistem pelaporan insiden dengan teknologi yang lebih canggih untuk memfasilitasi pelaporan yang efisien dan koordinasi yang efektif antara departemen.

Kata Kunci: Budaya Keselamatan Pasien. Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.52643/jbik.v14i2.3924

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Flag Counter

         

 

JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN by http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License