Abstract
Di Indonesia jumlah kasus HIV perempuan Tahun 2014 terdapat 9589 kasus dan 73,7% diantaranya ada pada umur reproduktif, peningkatan Jumlah penderita HIV-AIDS pada perempuan bisa berakibat terjadinya penularan HIV ke janinnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan faktor yang dominan ibu hamil melakukan tes HIV. Metode Penelitian kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Sampel 80 semua ibu hamil yang melakukanntes HIV (kasus) dan 80 kontrol (ibu hamil yangvtidak melakukan tes HIV), analisis deskriptif dan analitik dengan chi square, regresi logistik ganda, wawancara langsung dengan kuesioner, di Puskesmas Selabatu, Sukabumi. Hasil penelitian suami kurang mendukung 26%, usia ibu remaja 42%, pendidikan ibu rendah 42,5%, ibu tidak bekerja 73,8%, pendapatan rendah 58,8%, ANC tidak teratur 57,5%, tidak memiliki jaminan kesehatan 48,8%, pengetahuan kurang 33,8%, sikap negatif 12,5%, akses pelayanan kesehatan kurang 11,2%, tenaga kesehatan kurang mendukung 17,5%, teman kurang mendukung 62,5% dan masyarakat kurang mendukung 48,8%. Empat variabel yang behubungan terhadap ibu dalam melakukan tes HIV yaitu dukungan suami (p 0,005, OR 3,882, R2 0,066%), Sikap (p 0,031, OR 5,782, R2 0,035%), ANC (p 0,000, OR 24,209, R2 0,358%) dan dukungan masyarakat (p 0,052, OR 2,320, R2 0,026%) ke-empat variabel mempunyai kontribusi 46,7 %. Simpulan faktor yang dominan ibu hamil melakukan tes HIV adalah keteraturan ANC dengan kontribusi 35,8%. Saran perlu penyuluhan untuk meningkatkan keteraturan ANC, dukungan suami agar ibu hamil melakukuan tes HIV, peran petugas kesehatan dalam kunjungan ke rumah-rumah perlu ditingkatkan lagi frekuensi dan kualitasnya agar ibu hamil melakukan tes HIV.