Analisis Gejala Sick Building Syndrome Pada Pegawai Di Unit OK Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan

Ari Muhammad Ridwan, Evi Nopiyanti, Agus Joko Susanto

Abstract


Sick building syndrome (SBS) adalah sekumpulan masalah kesehatan yang dihubungkan dengan kualitas udara di dalam gedung atau ruangan yang keluhannya tidak spesifik dirasakan oleh penghuni di dalam gedung. Beberapa symptom yang dialami, seperti mucous membrane symptoms, simptom umum, serta skin symptoms. Banyak faktor yang dapat mengakibatkan gejala SBS, seperti karakteristik individu pegawai dan faktor fisik ruangan. Kondisi di Unit Ok, RS Marinir Cilandak, ruang kerjanya menggunakan Heating, Ventilation and Air Conditioning (HVAC), lantainya menggunakan karpet, dinding luar tertutup rapat (air tight), dan hasil pengukuran koloni bakteri udara berkisar antara 946 - 1304 CFU/m3, (melebihi NAB). Gejala keluhan yang dialami pegawai adalah iritasi mata, kulit kering, sakit kepala, batuk, dan pilek. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor apakah yang berhubungan dengan gejala SBS pada pegawai di unit OK RS Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan. Pengambilan data dengan melakukan wawancara dan observasi (pada jenis kelamin, usia, kebiasaan merokok, masa kerja, jam kerja, status gizi); melakukan pengukuran (pada suhu, kelembaban, jumlah bakteri); serta melakukan studi dokumentasi. Metode pengambilan sampel udara menggunakan metode aktif, yaitu impingment sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji laboratorium dan uji statistik (cross sectional). Dari sembilan variabel, yang berhubungan signifikan secara statistik adalah masa kerja (p value = 0,019; OR 3,636),  suhu dan kelembaban ruangan (p value = 0,013; OR 4,386).

Kata kunci : Sick Building Syndrome, symptom, koloni bakteri udara, CFU/m3


Full Text:

PDF

References


Aditama, Tjandra Yoga, 1992, Sindrom Gedung Sakit. Cermin Dunia Kedokteran No. 74.

Aditama, Tjandra Yoga dan Andarini, S.L., 2002, Sick Building Syndrome, Jurnal Med J Indones Vol.11 No.2. Jakarta.

Apte, M.G., Fisk, J.W., dan Daisey, J.M., 2000, Associations Between Indoor oncentrations and Sick Building Syndrome Symptoms in U.S. Office Buildings: An Analysis of the 1994-1996 BASE Study Data. Indoor Air No. 10: 246–257.

Amriani, 2009, Faktor Yang Mempengaruhi Sick Building Syndrome Di PT.Telkom Devisi Region VII Makassar

Anies, 2004, Problem Kesehatan Masyarakat dari Sick Building Syndrom, Jakarta.

Burge S, Hedge A, Wilson S, Bass JH, RobertsonA, 1987, Sick Building Syndrome a study of 4373 office workers, Ann OccupHygon 0.31, pp 493-504

Chandra, Budiman, 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta, Buku Kedokteran.

Depkes, RI, 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Jakarta

Eriksson, N.M. dan B.G.T. Stenberg, 2006, BIindoor Environment. Scandinavian Journal of Public Health No. 34: 387–396.

Gomzi, M. dan J. Bobic, 2009, Sick Building Syndrome Do We Live and Work in Unhealthy Environment? Periodicum Biologorum Vol. 111 No 1: 79–84.

Heimlich J.E., 2009 Environmental Health Center. Sick building syndrome. Cited 2001 Jan 26; Available from URL: http://www.nsc.org/ehc/indoor/sbs.htm

Hartoyo, S., 2009, Faktor Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) di Pusat Laboratorium Forensik dan Uji Balistik Mabes Polri. Thesis. Semarang: Uninversitas Diponegoro.

Kolstad, H.A. Brauer, C. Iversen, M. Sigsgaard T., Mikkelsen, S, 2002, Do indoor molds in non industrial environments threaten workers' health? A review of the epidemiologic evidence. Epidemiol Rev. 24;203-217.

Liyastuti, E., 2010, Jumlah Koloni Mikroorganisme Udara Dalam Ruang dan Hubungannya Dengan Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) Pada Pekerja Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) BPPT di Kawasan Puspitek Serpong. (Tesis). Universitas Indonesia, Jakarta. Diakses dari http://lib.ui.ac.id/file

Laila, Nur Najmi, 2011, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Sick Building Syndrome (SBS) Pada Pegawai Di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. FKIK UIN Jakarta. Tangerang.

Lunau, F and G.L. Reynolds, 1990, Indoor Air Quality and Ventilation. Selper Ltd. London

Marmot, AF., Aley, J, Stafford, M, Stansfeld., Warwick, E. 2006. Building Health: an epidemiological study of sick building syndrome in the white hall II study. Occupational Environmental Med; 283-289

Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2007

Meinzies D, Bourbeau J, 1997, Building Related Illnesses, N Eng J Med :337:1524-31.

NIOSH, 1997, Indoor Air Quality and Work Enviroment Symptoms, survey. NIOSH Indoor Air Quality and Work Enviroment Quality Surve. Washington, DC National Institute for Occupational Safety and Health. Available: http://www.cdc.gov/niosh/ieg

Ooi, P.L., K.T. Goh, M.H. Phoon, S.C. Food dan H.M. Yap, 1998, Epidemiology of Sick Building Syndrome and Its Associated Risk Factors in Singapore. Occup Environ Med 1998 No. 55:188–193.

Oktora, Bunga., 2008, Hubungan antara Kualitas Fisik Udara dalam Ruang (Suhu dan Kelembapan Relatif Udara) dengan Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) pada Pegawai Kantor Pusat Perusahaan Jasa Konstruksi X di Jakarta Timur Tahun 2008. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Rani, A. A., Jacobus, A., 2011, Buku Ajar Gastroenterologi, In: Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 1st ed. Jakarta Pusat: Interna Publishing. 55-65.

Ruth, S., 2009, Gambaran Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada Karyawan PT Elnusa Tbk di Kantor Pusat Graha Elnusa Tahun 2009. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Spengler, John, D, 2001, Indoor Air Quality Handbook, United States of America: Mc graw;Hill companies

Stenerg, B., Mild, K.H., Sandström , M., Sundell, J., dan Stig Wall, 1993, A Prevalence Study of the Sick Building Syndrome (SBS) and Facial Skin Symptoms in Office Workers. Indoor Air, Vol. 3, No. 2: 71–81.

Sundell, J., Levin, H., dan Novosel, D, 2006, Final Report NCEMBT 070914: Ventilation Rates and Health Report of An Interdisciplinary Review of Scientific Literature. National Energy Management and Building Technologies.

Setyaningsih, Y. Soebijanto, Soedirman, 2003, Hubungan Antara Kualitas Udara dalam Ruangan Berpendingin Sentral dan Sick Building Syndrome. Jurnal Sains Kesehatan. Hal 16;3; 373-388.

Suma'mur P.K., 1999, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes), Jakarta: Sagung Seto.

Sari, Duniantri ,Wenang, 2009, Hubungan Parameter Fisik Kualitas Udara dalam Ruangan dengan gejala Sick Building Syndrome (SBS) pada Tiga Gedung di DKI Jakarta tahun 2009. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

University of North Carolina at Chapel Hill, 2002, Indoor Air Quality .

Utami ETC, 2005, Hubungan antara kualitas udara pada ruangan ber-AC sentral dan sick building syndrome di kantor Telkom Divre IV Jateng-DIY. Tesis DIY: UNNES.

US Environmental Protection Agency (EPA), 1991, Indoor Air Facts No.4 (Revised): Sick Building Syndrome (SBS), Washington, D. C: U.S. Environmental Protection Agency. Available: http://www.epa.gov/iaq/pubs/sbs.html

Wawolumaya, Corie, 1996, Sick Building Syndrome. Jurnal Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia No.10, Jakarta.

Wichaksana, Aryawan., Astono, Sudi., Hanum, Kholidah, 2002, Dampak Keracunan Gas Karbon Monoksida Bagi Kesehatan Pekerja. http://www.cerminduniakedokteran.com/portalkalbe.htm. 15 November 2009.

Winarti, dkk., 2003, Air Movement, Gender and Risk of Sick Building Syndrome Headhache Among Employees in a Jakarta Office. Med. J. Indones. Vol. 12, No.3, July-September.

WHO, 2009, WHO Guidelines For Indoor Air Quality : Selected Polutants. [E-Book]. Tersedia Di : Http : // Www.Who.Int/Indoorair/Publications/7989289 041683/En/




DOI: https://doi.org/10.52643/jukmas.v2i1.569

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019

Flag Counter

       

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.